Theme Songs (Play It Before Read It)

Mei 17, 2010

5th Stage: "Surprised? I guess you should be..."

maafkan diriku karna telah terlambat meng-update Blog ini...
itu semua disebabkan karena... yahh, anggap saja tak ada hal penting yang patut disampaikan (walaupun sebenarnya tujuan Biografi ini adalah untuk hal tersebut...)
tapi yahh, apa boleh buat... aku sungguh-sungguh minta maaf...

oh, iya... sebelum kita lanjut, ada 1 hal yang harus kalian ketahui (maaf.. >.>) yaitu: selama ini aku beristirahat di 3 rumah yang berbeda: rumah Sora, Riku dan kairi...
sudahlah, jika kita membahas hal-hal tak penting yang terjadi di masa lalu, takkan sempat diselesaikan sekarang juga... >.>

hmm... bagaimana cara memulainya yha...??
baiklah, kita mulai "episode" ini seperti biasa... aku terbangun dari tidurku, mandi, dan hal-hal rutinitas seperti biasa... hanya saja... ketika kami sedang asik bermain di pantai tempat aku "ditemukan", aku dan Riku melihat seorang gadis berrambut pirang panjang yang... yahh, pokoknya penampilan orang itu sama sekali tak terlihat asing bagiku... aku mencoba mengingat siapakah dirinya gerangan... setelah melihat wajahnya, barulah aku ingat, siapa dia...

"Ciel...!?" spontan mulutku berteriak memanggil nama itu ketika aku melihat wajahnya... semua terdiam menatapku, dan pada saat itu pulalah Ciel (apa benar itu dirinya...??) membuka matanya...

setelah ia sadar, Kairi memberinya segelas air putih untuk diminum agar ia sadar secaara seluruhnya, hanya agar aku dapat "memborbardir" dirinya dengan segudang pertanyaan seperti "kenapa kau ada di sini?" "Dimana yang lainnya" dan sebagainya

dengan tatapan penuh harapan, aku menatap dalam dirinya... tak kusangka, dia menjawab dengan dengan polosnya: "kau siapa?". sebuah jawaban yang singkat, lugas, tegas, tajam dan terpercaya...

aku tercengan atas jawabannya... sebelum akhirnya kuketahui bahwa dirinya bukanlah Ciel, melainkan Cial; saudari kembar Ciel... (Ciel tak memberitahuku bahwa dirinya memiliki saudari kembar... ==")

setelah aku meminta maaf, aku memperkenalkan diriku dan teman-teman baruku: Sora, Riku, Kairi, Tidus, Wakka, dan Selphie...

setelah perkenalan yang menurutku agak memalukan itu, Kairi kembali menanyakan pertanyaan yang sebelumnya kutanyakan kepada dirinya: bagaimana dirinya bisa berada di Destiny island... Cial berkata bahwa "Worlds" asalnya telah ditelan oleh kegelapan... kejadian yang sama yang dialami oleh "world"-ku waktu itu...

setelah kusuruh Cial untuk beristirahat, kami (Sora, Riku Kairi, dan diriku) berusaha memikirkan cara agar Cial (dan tentunya, diriku) dapat kembali ke "world" asal kami... selama kami melakukan "rapat", kurasakan ada yang bersandar di punggungku... setelah kulihat, ternyata... Cial tertidur di punggungku... sesaat diriku terkejut, namun akhirnya aku menggeser posisi Cial dan meletakan kepalanya di atas pangkuanku, lalu melanjutkan "rapat" kami... rapat yang sekali lagi menemui kebuntuan... *sigh*

tak terasa matahari sudah hampir terbenam... hari ini hari ke-15 aku berada di Destiny Islands, sehingga malam ini adalah malam dimana aku beristirahat (jika tak mau dibilang tidur...) di rumah Riku, sang mantan pengguna "Darkness"... Cial, tentu saja, dirumah pak walikota... kurasa dirinya akan tidur 1 kamar dengan kairi... walaupun aku belum yakin akan hal itu...








WRITER'S NOTE: Jangan lewatkan "Event" yang akan terjadi malam ini...!! petualanganku yang sesungguhnya JUSTRU baru akan dimulai setelah kejadian malam ini..!!

Desember 15, 2009

4th Stage: "Where am I?"

begitu aku terbangun, aku dikejutkan dengan keberadaan seorang gadis dengan rambut berwarna merah gelap dengan panjang sebahu dan mengenakan seragam sekolah... terkejut, akupun langsung terbangun dan bertanya siapa dirinya... ia menjawab bahwa namanya Kairi...

setelah mengetahui nama gadis itu, entah kenapa aku baru teringat dengan teman-teman lamaku (Aile, Ciel, Saien, dll) dan aku baru menyadari bahwa aku bahkan bukan di tempat aku berasal... masih penasaran dan bingung, akupun bertanya apa nama tempat ini, yang kemudian dijawabnya bahwa tempat ini bernama Destiny Island, tempat dimana ia biasa bermain bersama dengan teman-temannya...

tidak lama kemudian, muncul 2 orang laki-laki, yang satu dengan rambut spike berwarna coklat cerah dan mengenakan 1 set pakaian berwarna hitam dan silver dengan celana baggy dan yang satunya lagi berambut silver sebahu, mengenakan tank-top hitam dengan zipper yang ditutupi dengan jaket berwarna putih-kuning dan mengenakan celana jeans baggy... sepertinya Kairi mengenal 2 orang ini dan ternyata memang benar...

aku diperkenalkan oleh Kairi kepada mereka: yang berambut coklat cerah bernama Sora dan yang satunya bernama Riku. Sora pun bertanya kepadaku namaku, yang tentunya kujawab...

setelah sedikit "pengenalan", maka Riku bertanya bagaimana aku bisa sampai ke sana (Destiny Island), akupun bingung sehingga Sora, sepertinya secara spontan, bertanya apakah "Dunia"-ku diserang oleh kegelapan apa tidak... akupun terkejut dan bertanya kenapa dia bisa sampai tahu... tak lama kemudian, Sora mengeluarkan sesuatu yang tak asing bagiku -Keyblade- dari tangan kanannya... Riku pun mengeluarkan pedang yang bentuknya meyerupai dengan milikku, namun berbeda karena pada pedangnya Riku terdapat "sayap malaikat dan sayap kelelawar" sedangkan pada pedangku hanya terdapat "sayap kelelawar" saja... entah kenapa, akupun ingin memperlihatkan pedangku kepada mereka bertiga...

setelah kuperlihatkan, maka terkejutlah mereka... Riku mengaku bahwa ia dulu pernah "menggunakan" pedang ini pada saat ia "belum mendapatkan cahayanya"... aku tak mengerti akan apa maksudnya, tapi untuk sementara kusimpan rasa penasaran ini dahulu... aku akan fokus terhadap 1 hal yang lebih penting saat ini: caranay bagiku untuk kembali ke "dunia"-ku...!!

Sora menjawab bahwa ntuk bisa pergi ke "dunia lain", aku harus mengendarai Gummi Ship: sejenis pesawat unik yang bahan bakarnya adalah senyuman... akupun bertanya dimana aku bisa mendapatkannya yang ternyata Sora cs pun tak ada yang tahu... Riku mengusulkan untuk menggunakan "corridor to Darkness" karena katanya aku ini berada di sisi kegelapan yang belum dicampuri oleh unsur cahaya sedikitpun... akupun bertanya kepada Riku bagaimana caranya untuk menggunakan itu, dan ternyata sepertinya Riku pun sudah lupa bagaimana caranya...

dengan penuh kecewa akupun memandang ke laut, matahari sudah terbenam... Sora mengajakku ke sebuah pulau kecil yang masih 1 pulau dengan Destiny Island... di pulau itu terdapat sebuah pohon (kelapa?) yang puncaknya condong ke tanah sehingga dapat diduduki...

awalnya, aku sedikit takut karena yah... kuakui, aku takut jatuh ke air pada saat duduk diatas... aku kan tidak bisa berenang... kemudian, Kairi menatapku dengan penuh keyakinan bahwa aku bisa... maka dengan berdasarkan "keberanian" yang diberikan oleh Kairi, akupun akhirnya duduk di atas pohon tersebut... Kairi di sebelahku dan Sora duduk di sebelah Kairi... Riku bersandar sambil berdiri di "bawah" pohon tersebut tepat disebelah Sora...

kami sempat berbincang-bincang sedikit sebelum akhirnya matahari benar-benar tenggelam... mendadak, aku seperti orang yang... tak bisa kujelaskan disini... yah... kebiasaanku semenjak aku lahir, setiap aku panik pasti aku akan seperti itu... Riku bertanya kepadaku kenapa aku panik dan coba tebak apa jawaban dariku: dimana aku akan tidur...!! setelah mendengar jawabanku, mereka tertawa sebentar dan kemudian Kairi mengajakku untuk tidur di rumahnya saat itu: rumah pak walikota... maka, pergilah aku ke rumah pak walikota diantarkan oleh Kairi...

sesampainya di sana, Kairi menjelaskan kepada walikota siapa aku dan sebagainya lah... maka, setelah keputusan akhir dari pak walikota, akupun dipersilahkan untuk tinggal di rumah tersebut... ketika Kairi bertanya kepadaku dimana aku akan tidur, akupun menjawab bahwa aaku akan tidr di tempat aku biasa tidur: sofa... Kiri tersenyum sesaat, dan kemudian pergi ke kamarnya... ketika ia berada di depan pintu yang menurutku adalah pintu kamarnya, Kairi kembali melihatku dan berkata "selamat malam... semoga tidurmu nyenyak, Rokuze..." wogh...!! mendengar kalimat itu, akupun bukannya tidur, justru aku malah membayangkan apakah ini rasanya memiliki setidaknya seorang keluarga...? dan dengan pemikiran seperti itu, tanpa sadar akupun tertidur lelap... di sebuah rumah dengan orang-orang yang aku berjanji akan melindungi mereka semua... walaupun harus mengorbankan nyawaku...

Desember 05, 2009

1st Mid-Event: The "L.E.N.D" --Part II--

-- Continue from Part I--


ketika aku tersadar, aku berada di tengah-tengah sebuah jalan yang bercabang banyak dan tidak ada apa-apa lagi sejauh mataku memandang... ketika aku mulai menatap ke langit, kusadari ternyata awannya berwarna merah darah dan langitnya berwarna biru gelap...

mendadak aku mendengar sebuah suara yang berkata: "which path will you choose?" terkejut, aku hanya terdiam seribu bahasa, kemudian sang suara tersebut berkata kembali: "will you take the Road to Light? or Road to Darkness? Path to the Existence? or Path of Nothingness?"

lama ku berpikir... sehingga pada akhirnya akupun berkata: "neither suits me... I'm picking the middle road..." sang suara pun kembali bertanya: " do you mean The Path from Dusk to Nightfall or a way to the dawn? Path to the nothingness' dark or a path to the existence of light? road to the existence of darkness or a path to the light's di-existance?" aku pun menjawab: "no. a Path of L.E.N.D"

mendadak muncullah 4 buah cahaya mengelilingiku... ketika cahaya itu sudah mulai redup, akupun terkejut bahwa ternyata cahaya itu adalah tidak lain dan tidak bukan Keyblade dari ke-4 element: "Light", "Existence", "Nothingness", dan "Darkness"... tidak lama kemudian, aku terjatuh dan pingsan kembali...

Desember 03, 2009

1st Mid-Event: The "L.E.N.D" --Part I--

aku terbangun ditengah malam karena suara Alarm yang sangat besar hingga cukup membangunkan semua orang termasuk diriku yang memang tukang tidur. melihat mereka semua berlari menuju Commander Room, akupun secara tak sadar menuju Commander Room. disana ternyata semua telah menungguku.

Ciel menjelaskan bahwa energi di "Dinding" tersebut telah mencapai batas krisis. dimana artinya jika energi ini terus berkembang, maka tidak ada yang dapat memprediksikan apa yang akan terjadi. mendengar hal ini akupun secara Spontan teringat akan kekuatannya yang sangatlah besar... secara tak sadar, aku langsung berlari keluar yang langsung dihentikan oleh seorang berambut pirang panjang, mengenakan jaket yang serupa dengan jaket milik Vent dan Aile, hanya bagian lengannya saja yang panjang dan berwarna merah, mengenakan kacamata, dia juga mengenakan celana panjang yang sama dengan milik Vent dan sekali lagi, mengenakan Jumpsuit dan sepertinya dia juga merupakan salah-satu anggota Guardian. sepertinya Aile menyukai orang ini yang ternyata bernama Girouette (ia dipanggil oleh mereka semua dengan nama "Giro").

setelah melakukan rapat dadakan yang aku sendiri tidak ingat apa saja yang dirundingkan, maka Ciel memutuskan untuk menyuruh Saien dan diriku untuk pergi ke dinding tersebut dan menghentikan peningkatan energi ini sebisa kami.

sesaat setelah kami menginjakkan kaki kami (aku dan Saien) diluar markas, ternyata makhluk putih tersebut muncul lagi. spontan Saien langsung menggunakan "Keyblade" miliknya (disebutkan di dalam rapat tadi) dan akupun langsung mengeluarkan "Soul-Eater" milikku dan langsung menuju ke tempat yang dimaksud: "Dinding" tersebut.

setelah kami berdua tiba disana, alangkah terkejutnya kami bahwa ternyata "Dinding" tersebut telah hilang dan di sana terdapat sesuatu seperti "Gerbang" yang ternyata dari gerbang tersebutlah bermunculan makhluk putih tak jelas tersebut. setelah diperhatikan, ternyata di gerbang tersebut terdapat sebuah lubang kunci. langsung saja aku memberi tahu Saien tentang hal ini dan dia pun langsung mengarahkan Keybladenya untuk "mengunci" gerbang itu. tepat ketika Saien hendak menguncinya, Gerbang itu terbuka dan muncullah seseorang yang mirip sekali dengan Saien, hanya saja dia berambut hitam dan terlihat lebih dewasa. Saien terkejut karena ternyata orang itu adalah Shion, ibunya yang telah lama menghilang. orang itu langsung berjalan menghampiri Saien yang masih terkejut dan kemudian mendorongnya hingga terjatuh. Saien menjadi bingung atas apa yang baru saja dilakukan oleh Ibunya itu. setelah Saien bertanya kepada ibunya mengapa ia melakukannya, maka jawaban dari ibunya itu cukup mengejutkanku: "takkan kubiarkan kalian menghalangi rencana kami!" asal boleh diusul, usul jangan diasal, ternyata Ibunya itu salah satu anggota Outer-Region yang merupakan lawan berat dari Guardian. kami semua terdiam, sehingga energi yang keluar dari gerbang tersebut sekarang justru menghisap semuanya yang ada di sekitar area tersebut. tidak lama kemudian, Shion menghilang ditelan kegelapan yang kemudian disusul dengan kedatangan anggota Guardian yang tersisa (Ciel, Aile, Vent, Giro, dan Hyuryuu)

setelah mereka semua menenangkan perasaan Saien yang sedang kacau saat itu, tepat ketika Saien hendak mengunci gerbang tersebut, ternyata semua sudah terlambat. Gerbang itu sudah tidak bisa ditutup kembali. dengan modal nekat akupun berusaha menutup gerbang tersebut secara "manual" (seperti menutup gerbang pada umumnya), dari gerbang tersebut muncullah makhluk hitam raksasa yang cukup menakutkan bagiku dan tak ada yang bisa dijelaskan tentang makhluk ini. Saien yang telah mendapatkan kembali keyakinan dirinya memintaku untuk membantunya melawan makhluk tersebut yang dia sebut "Darkside" karena menurutnya, jika kita berhasil mengalahkan Darkside, maka gerbang tersebut akan tertutup. maka secara tak langsung pertarungan antara Saien-Rokuze vs darkside pun dimulai. Saien berkata bahwa titik kelemahannya berada di kepalanya, sehingga ia memintaku untuk fokus hanya menyerang kepalanya saja. akupun hanya mengangguk saja tetapi... bagaimana caranya aku bisa sampai diatas?

kemudian makhluk itu memulai serangannya dengan cara memukul tanah. serangan yang mudah dihindar, pikirku, sebelum kemudian dikejutkan bahwa ternyata tanah yang ia tinju langsung "ditelan" kegelapan dan langsung bermunculan makhluk hitam-kecil yang banyak nan menyebalkan karena seringkali mereka menyerang secara berkelompok. setelah kuperhatikan, ternyata mereka lebih berniat menyerang Saien daripada diriku. awalnya, aku berpikir bahwa mereka mengira bahwa Saien lebih kuat dariku, ternyata setelah dijelaskan oleh Ciel bahwa mereka lebih berminat menyerang orang yang dipilih oleh Cahaya, maka akupun mengerti, mencoba mencari cara agar aku sampai kepalanya, dan langsung memutuskan untuk berlari menghampiri kepalanya dengan menggunakan tangannya yang masih berada dibawah.

tepat ketika aku hampir berhasil menyerang kepalanya, kekuatan menghisap dari gerbang tersebut semakin kuat dan bahkan sangat kuat sehingga Hyuryuu terhisap olehnya, yang kemudian disusul oleh Ciel, Vent, Aile, Giro, Saien dan akhirnya gerbang tersebut berhasil menghisap diriku.


--Continue to Part II--

November 28, 2009

3rd Stage: The Guardian

keesokan harinya, setelah aku pulang sekolah... Aile mengajakku ke "dinding" tersebut... ketika kami sudah tiba di sana, ternyata Ciel dan Vent sudah tiba terlebih dahulu... maka, kamipun berlari menghampiri mereka berdua...

aku bertanya kepada Ciel sudah sejauh apa perkembangannya... dan dia menjawab bahwa belum ada kemajuan sama sekali semenjak kemarin... karena aku tidak terlalu membebani pikiranku dengan apa yang ada dibalik dinding tersebut, maka akupun dengan santainya mengatakan bahwa aku ingin kembali ke rumah...

tepat ketika Aile "hampir" marah, muncul perasaan yang tidak mengenakkan yang berasal dari arah dinding tersebut... maka... dengan penuh keraguan, akupun menghampiri Ciel dan bertanya apa yang terjadi...

Ciel pun menjawab bahwa energi yang berada dibalik dinding tersebut sudah mulai meingkat... karena sedikit terkejut, aku tidak memperhatikan keadaan sekitar yang ternyata telah dipenuhi oleh makhluk yang tidak bisa dideskripsikan karena... yang bisa kukatakan yah... hanya bahwa mereka terus menggeliat-geliat seperti... jika diperhatikan dengan seksama: cacing.

kami berempat terkejut begitu menyadari keberadaan mereka yang berjumlah cukup banyak, sepertinya berusaha melindungi dinding itu dari kami berempat... maka, Ailepun berubah menjadi sosok yang sama pada waktu pertemuan kami dan Vent pun berubah menjadi wujud yang sama pula... akupun mengeluarkan pedangku yang telah kuberi nama "Soul Eater" dan siap bertahan dari serangan mereka...

selama pertarungan, hanya ada 1 hal yang mengganggu pikiranku: mengapa serangan Aile dan Vent tidak berpengaruh terhadap mereka, sedangkan semua seranganku, termasuk yang secara tidak sengaja terlancarkan (misal: terpeleset jatuh dan Soul Eater mengenai salah satu diantara mereka) justru mengalahkan mereka?

setelah berpikir dengan cepat dan membaca situasi seperti itu, maka akupun menyuruh Aile dan Vent untuk mengajak Ciel pergi karena mereka sama sekali tidak membantu dan aku tidak dapat mengalahkan mereka semua...

selama dalam perlarian mereka, aku tidak henti-hentinya mengayunkan Soul Eaterku untuk menghentikan mereka yang berusaha menghentikan kami...

setelah akhirnya kami bertemu dengan seorang gadis (lagi?) yang berambut pink pendek, mengenakan selana lumayan panjang dan rompi berwarna merah dan juga mengenakan "Jumpsuit" dan memegang senjata yang berbentuk seperti kunci berukuran raksasa, makhluk-makhluk itupun langsung pergi...

setelah Ciel meminta izin kepada gadis itu yang ternyata bernama lengkap "Yagami Saien" untuk mempersilahkanku masuk, maka kamipun berda di dalam markas utama mereka... pertama, yang terlintas dikepalaku begitu mendengar kata "markas utama" itu sebuah gedung yang bersembunyi dibawah tanah... ternyata "markas utama" mereka sebuah gedung megah dengan banyak jalan di dalamnya... sekali salah jalan saja, maka kau akan kesulitan untuk keluar dari tempat itu...

maka, tibalah kami di "Commander's Room"... adn setelah menceritakan apa yang terjadi, akhirnya aku tahu sekarang: Ciel merupakan pemimpin sekaligus pendiri dari Guardian ini!

setelah mengetahui segala hal, maka akupun memutuskan untuk ikut bergabung ke dalam kelompok mereka... tidak lama kemudian, seseorang laki-laki yang mengenakan jubah hitam dengan garis-garis putih yang panjang, berambut... yah, kira-kira samalah denganku, datang dari ruangan sebelah seperti telah selesai melakukan sesuatu... hanya 1 kata yang kuperhatikan semenjak dia menampakkan dirinya: "Firaga"... hmm, entah apa maksudnya... pikirku,

tidak lama kemudian, aku bersama yang lainnya berdiskusi tentang makhluk aneh tersebut, dan cara mengantisipasinya... kemudian, laki-laki tersebut, yang bernama Hyuryuu, berkata bahwa makhluk itu bernama "Nobodies" dan mereka adalah makhluk yang tidak memiliki hati... dia juga menjelaskan bahwa cara mengantisipasinya dalah dengan menggunakan senjata terkuat yang pernah ada di dunia ini: jika tidak salah nama awal senjata itu adalah "Key..." aku lupa Key apa...

tidak sadar, waktu telah menunjukkan pukul 23.00 dan Ciel Vent memintaku untuk tidur di sini untuk malam ini karena hari sudah larut malam... akupun mengiyakan, karena diruahku tidak ada yang berharga...

awalnya, Vent memintaku untuk tidur bersama denganya, namun Aile tidak setuju dan memintaku untuk tidur 1 ruangan lagi dengannya... terjadilah pertengkaran yang membuat semua orang (termasuk yang sudah tertidur) terjaga...

setelah cukup lama berdebat, maka akupun memutuskan untuk tidur di sofa yang terletak di ruang tamu... (ada juga yha...? :P) maka, setelah beberapa saat berbaring di sofa tersebut, aku mulai tertidur...

2nd Stage: The 'Players'

keesokan harinya, setelah sepulang sekolah, aku kembali menelusuri jalan "buntu" tersebut, berharap sesuatu akan terjadi...

sesampainya disana, aku melihat Aile, Ciel dan seorang anak laki-laki lain yang berpenampilan MIRIP dengan Aile, yang berbeda hanyalah dia mengenakan celana panjang dan berambut spike yang warna rambutnya bahkan sama dengan Aile, sedang memandangi ke arah tembok besar itu...

akupun berlari menghampiri mereka bertiga, menyapa mereka dan mereka menyapa balik kepadaku...

sang anak laki-laki tersebut memperkenalkan dirinya dan mengatakan bahwa dia dan Aile adalah satu-satunya anggota keluarga mereka yang selamat dari serangan "Maverick" yang terjadi 10 tahun yang lalu... mendengar itu, akupun terkejut dan merasa sedikit kasihan kepada mereka berdua... namun, setelah aku bertanya kepada Ciel tentang keluarganya, ternyata Ciel tidak memiliki keluarga semenjak dia lahir... dan setelah aku bertanya kepada mereka berdua, mereka bertanya kepadaku soal keluargaku... tentu saja, aku menjawab mereka bahwa aku bahkan tidak mengetahui siapa aku sebenarya...

setelah kami saling merasakan kesedihan yang cukup mendalam satu sama lain, tiba-tiba ada seorang anak laki-laki yang berambut spike pirang, memakai jaket putih, dan mengenakan celana panjang dengan warna silver di bagian bawah dan warna hijau gelap di bagian atas celananya, datang menghampiriku...

"yo, Rocks! siapa mereka?" katanya sambil menyapaku
"ossu, Roxas... mereka teman baruku, Ciel, Aile, dan Vent."

setelah mereka berkenalan, maka mendadak Roxas bertanya kepada kami: "ada yang tahu apa yang ada di balik tembok besar ini?" kamipun menggeleng, kecuali Ciel, yang menjawab: "kami tidak tahu apa yang ada dibalik tembok besar ini, namun sinyal kami menangkap sesuatu yang memiliki energi yang sangat besar berada di sini..."

mendengar itu, aku dan Roxas bingung, dan akupun bertanya: "energi besar?" Cielpun membalas: "ya... cukup besar sehingga jika seluruh energi tersebut dilepaskan, maka seluruh kota di dunia ini, beserta para manusia dan Reploids (robot yang dapat beraksi, berpikir, bahkan memiliki perasaan) akan musnah..."

mengetahui itu, aku terkejut setengah mati, "energi yang dahsyat..." pikirku... kemudian setelah diam beberapa menit, Aile 'terjatuh' ke tanah, membuat kami terkejut. Vent pun bertanya mengapa dia bisa terjatuh, Aile menjawab dengan jawaban yang tidak terduga: "aku lapar..."

Vent sempat tertawa, namun ketika aku melihat wajah Aile yang sudah memerah karena malu, berkata: "sebenarnya... aku juga lapar... hey, bagaimana jika kita mampir ke rumahku untuk makan dahulu?" usulku. mereka pun setuju...

sesampainya di rumahku, aku mulai memasak menu yang mudah nan mengenyangkan: Ramen. setelah kami selesai makan, akupun bertanya kepada Ciel mengapa mereka berada di jalan tersebut... Ciel berkata bahwa mereka sedang menyelidiki apa yang ada dibalik tembok besar itu...

kemudian, setelah hari sudah mulai gelap, mereka pamit ingin kembali ke markas mereka... tentu saja, aku mengizinkan mereka kembali, kecuali Aile yang memang ingin tinggal lebih lama.

setelah tinggal hanya aku dan Aile dirumahku, 'nafsu iblis'ku muncul kembali... secara diam-diam, aku memeluk Aile dari belakang, Aile terkejut, namun anehnya, dia tidak berusaha untuk melepaskan dirinya dari pelukanku... aku terdiam, tidak berkata karena yang kuharapkan adalah sedikit pemberontakkan darinya...

maka... aku melepas pelukanku, dan menjauh darinya, hanya untuk dipanggil olehnya.

setelah aku menghampirinya, mendadak hal yang terduga terjadi: Aile menciumku! terkejut, aku berusaha untuk melepaskan diriku dari ciumannya, setelah terlepas, mendadak Aile mengatakan hal yang tidak pernah terpikirkan olehku sama sekali: dia bilang bahwa dia menyukaiku!! setelah mendengar hal itu, muncul perasaan aneh di dalam diriku, sesuatu yang tidak pernah kurasakan sebelumnya... apakah ini cinta? atau... ada hal lain dibalik ini?

sesaat, keadaan sunyi senyap... yang terdengar hanyalah suara angin bertiup diluar rumah... waktu serasa terhenti...

kemudian, Aile meminta maaf karena apa yang telah dikatakannya beberapa menit yang lalu... aku tidak memaafkannya, dan Ailepun terkejut dan bertanya mengapa aku tidak memaafkannya...

akupun berkata bahwa sebenarnya, aku juga menyukainya... aku juga berkata bahwa aku ingin mengatakan hal itu kepadanya, namun masih belum dapat mengatakannya karena masih terlalu cepat bagiku untuk mengakui perasaan ini...

mendengar hal itu, Aile tersenyum dan menghampiriku... setelah Aile cukup dekat denganku, kamipun berciuman lagi... setelah itu, aku langsung memalingkan wajahku dan berkata bahwa hari sudah malam, dan menyuruhnya untuk tidur, karena besok aku harus bersekolah dan berkata kepadanya bahwa hal ini sebaiknya dilupakan hingga waktunya sudah tiba...

setelah mengatakan hal itu, akupun masuk ke dalam kamarku yang sudah kurapikan, dan membaringkan tubuhku mengarah ke kanan dan ternyata... ketika aku menoleh ke arah kiri... yang benar saja, Aile ada di situ, sudah tertidur pulas!

refleks karena terkejut, akupun sedikit menjauh darinya... dan tidak lama kemudian, setelah melihat wajah imut Aile yang sedang tertidur pulas, aku pun memutuskan untuk tidur di sofa...

setelah hendak tidur di sofa, masalah umum yang membuat tetap terjaga menyergapku: nyamuk!

karena aku paling tidak tahan terhadap nyamuk, maka akupun mengalami sedikit kebimbangan: mau tidur diganggu nyamuk apa tidur merasa tak nyaman (karena keberadaan Aile)?

setelah mempertimbangkan hal-hal tersebut, maka aku memutuskan untuk tidur bersama Aile dalam satu rumah, satu bangunan, satu ruangan, satu ranjang...

Intro Stage: Prologue

ini semua bermula ketika aku merasa bosan, maka aku mencoba mencari suasana baru yg pastinya tidak membosankan... maka, demi mencari suasana tersebut, aku menghiraukan kondisi diluar sana (hujan gerimis) dan menuju ke suatu tempat apapun itu namanya dengan menggunakan jaket dengan tudung kepala untuk melindungi kepalaku dari tetesan air hujan...

selama perjalanan, aku bertanya-tanya di dalam hatiku: "hari ini enaknya pergi ke mana ya?" dan aku terus berpikir seperti itu selama perjalanan sehingga tanpa sadar kakiku membawaku ke tempat yang tidak asing lagi bagiku: tempat yang dikenal sebagai "Warnet". maka setelah berpikir "mungkin ada teman yang sedang bermain..." aku masuk ke dalam...

setelah di dalam, ternyata sepi... tidak ada orang sama sekali... sehingga aku kembali ke luar...

ketika diluar, hujan sudah reda, maka aku melepas tudungku, membiarkan rambutku yang tidak botak, namun tidak panjang... yah, kira-kira cepaklah, merasakan hembusan angin yang terasa segar dikepala...

kembali berjalan demi mencari sensasi baru... di tengah perjalanan, aku melihat sebuah jalan yang tidak pernah kulihat sebelumnya... dipenuhi dengan nafsu birahi (???) maka aku berjalan menelusuri jalan tersebut...

sesampainya di ujung jalan tersebut, yang ada di sana hanyalah sebuah tembok yang menjulang tinggi dilengkapi dengan kawat berduri sehingga tidak ada yang dapat memanjat untuk menyebrangi tembok itu...

dengan rasa kecewa aku berbalik badan, hanya untuk dikejutkan oleh "diriku" tepat di hadapanku... dalam sekejap "aku" mengeluarkan sejenis "Light-Saber" dari "tangan kananku" dan menghampiriku, berniat untuk membunuhku... ternyata... serangannya meleset! dengan cepat aku memutar tangan kanannya sehingga aku berada posisi yang memungkinkanku untuk membantingnya jatuh ke tanah... setelah terbanting, maka di hadapanku muncullah gadis berambut coklat pendek yang berkulit putih dan bermata hijau cerah... dia, saat itu sedang mengenakan jaket biru dan celana mini yang dilengkapi "Jumpsuit" (sejenis pakaian dalam yang menutupi hampir seluruh tubuh) berwarna hitam.

"aku" bangkit, melihat ke belakang dan terkejut mengetahui bahwa dia masih hidup... kaget, kemudian "aku" menghampirinya dan berusaha untuk membunuhnya... aku mengejarnya, namun "aku" terlalu cepat sehingga dalam sekejap "aku" sudah berada didepannya... ketika "aku" hampir "memotongnya menjadi 2", dia bergerak sangat cepat, bahkan terlalu cepat hampir tidak terlihat gerakannya, berdiri "dibelakangku" sambil menodongkan senjatanya ke "bagian belakang kepalaku"... sesaat kemudian dia melihat kearahku, kembali fokus kepada "targetnya", kemudian terkejut karena ada 2 "aku"... ketika dia melihatku, dia langsung mengarahkan senjatanya kepadaku... terkejut, aku langsung memasang kuda-kuda bertarungku... saat itu, dia memang lengah, sehingga "aku" dapat berbalik dan menyerangnya... spontan, aku langsung berlari menghampiri mereka berdua dengan niat menolong gadis tersebut, namun gadis tersebut menembakku dengan senjatanya (untungnya meleset), dan berusaha bertahan dari "seranganku" yang tergolong brutal tersebut...

tidak kenal meyerah dan ceroboh, itulah sifatku... maka, aku terus berlari meghampiri mereka berdua... pada saat si gadis merasa terpojok karena ada 2 orang yang berusaha menyerangnya, dia mulai mengeluarkan "Light-Saber" miliknya dan berhasil menjauh dari jangkauan" seranganku. ketika ia menoleh ke arahku dan menyerangku, aku menghindari serangannya dan terus berlari hingga masuk ke dalam area serangan "diriku" dan "meninjuku" tepat di wajah... "aku" terpental cukup jauh...

heran, si gadis bertanya kepadaku "siapa kau? mengapa kau menolongku? bukankah dia itu temanmu?" karena ditanya, aku harus menjawab kan? maka akupun berkata "namaku Rokuze. seseorang yang bertarung karena kegelapan yang bersemayam di dalam hatinya. aku menolongmu karena aku INGIN menolongmu, tidak lebih... dan... dia bukanlah temanku... kau sendiri siapa?"

sang gadispun berkata "namaku Aile. seorang gadis yang bertarung karena telah memiliki janji untuk melindungi orang-orang yang berada di dunia ini...

"aku" berdiri. dengan bersusah payah, "aku" berlari menghampiri kami berdua. aku memasuki "mode bertarung"ku, yang kusebut sebagai "Nova Mode" pada saat itulah, tangan kananku diselimuti kegelapan, yang kemudian kegelapan tersebut memanjang, dan berubah wujud menjadi seperti sebuah pedang yang anehnya, berbentuk sayap... dan kamipun mulai pertarungan yang sengit dan hampir tidak bisa diucapkan dengan kata-kata karena pertarungan berlangsung cepat namun lama yang berakhir dengan kematian dari "diriku"...

tidak lama kemudian, aku dan Aile saling berhadapan, saling bertatap muka. sepertinya Aile ingin mengatakan sesuatu, tapi kemudian tidak jadi mengatakannya...kemudian, selang beberapa menit (sebenarnya detik), teman-teman Aile datang dan berniat menjemputnya... Aile menghampiri mereka, dan bercerita apa saja yang telah terjadi...

kemudian, setelah Aile bercerita, seorang dari mereka, seorang gadis dengan rambut pirang panjang, mengenakan "rompi" berwarna merah muda, sarung tangan putih, dan juga mengenakan "Jumpsuit" berwarna hitam, yang mereka (kecuali Aile) panggil sebagai "Ms. Ciel", datang menghampiriku, memperkenalkan diri dan dia mengajakku untuk bergabung dengan kelompoknya, "Guardian"

tentu saja, aku menolaknya dengan alasan "aku ingin sekolah..." maka, Ciel ini memerintah agar pasukannya (sekali lagi, selain Aile) kembali ke markas... meninggalkan Aile, Ciel dan aku sendiri di ujung jalan yang sudah agak gelap karena pada saat itu memang hari sudah malam...

naluriku sebagai lelaki beraksi: muncul pikiran untuk ******** mereka pada saat itu karena: 1. hari sedang gelap, 2. tidak ada orang yang lewat, 3. ada 2 gadis yang berkemungkinan terasa 'lezat' saat disantap nanti... namun, aku memutuskan untuk pulang ke rumah karena aku harus 'bersekolah' esok harinya...

maka, setelah pamit, aku berjalan pulang ke rumah... sesampainya di rumah, aku mencari makanan untuk disantap dan kemudian, setelah makan malam, tertidur di kamarku yang berantakkannya sudah seperti "kapal pecah"...